ASSALAMU'ALAIKUM WR WB
Sakaratul maut adalah saat-saat yang sangat menyakitkan dan hanya dirasakan oleh orang yang akan mati, dan tingkat rasa sakitnya tergantung kepada kualitas keimanannya. Terkadang ada yang cepat dan ada yang lambat, hal itu tergantung kepada amalannya selama hidup. Semakin banyak dosa semakin sakit dan lambat proses kematian yang ia alami. Kita ingat dengan kisah sahabat Nabi, Alqomah yang durhaka kepada ibunya, mengalami kesulitan saat akhir kematiannya.
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya kematian ada kepedihannya”. Namun tingkat kepedihan setiap orang berbeda-beda.
Ibnu Abi Ad-Dunya rahimahullah meriwayatkan dari Syaddad bin Aus Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: “Kematian adalah kengerian yang paling dahsyat di dunia dan akhirat bagi orang yang beriman. Kematian lebih menyakitkan dari goresan gergaji, sayatan gunting, panasnya air mendidih di bejana. Seandainya ada mayat yang dibangkitkan dan menceritakan kepada penduduk dunia tentang sakitnya kematian, niscaya penghuni dunia tidak akan nyaman dengan hidupnya dan tidak nyenyak dalam tidurnya".
Riwayat lain dari Ibnu Abi Dunya bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menggambarkan rasa sakit saat kematian itu seperti orang yang dipukul dengan 300 pedang.
Orang yang beriman dan beramal shalih, ruhnya akan lepas dengan mudah dan ringan. Malaikat mendatangi orang yang beriman untuk mengambil nyawanya dengan kesan yang baik lagi menggembirakan. Dalilnya adalah hadits Al Bara` bin ‘Azib Radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata tentang proses kematian seorang mukmin:
إنَّ الرَّجُلَ المُؤْمِنَ إذَا كَانَ فِي انْقِطَاعٍ مِنَ الدُّنْيَا وَإقْبَالٍ مِنَ الآخِرَةِ نَزَلَ إلَيْهِ مَلاَئِكَةٌ مِنَ السَّمَاءِ بِيْضُ الوُجُوهِ وَكَأَنَّ وُجُوهَهُمُ الشَّمْسُ مَعَهُمْ حَنُوطٌ مِنْ حَنُوطِ الجَنَّةِ وَكَفَنٌ مِنْ كَفَنِ الجَنَّةِ حَتَّى يَجْلِسُوا مِنْهُ مَدَّ البَصَرِ ثُمَّ يَجِيءُ مَلَكُ المَوْتِ حَتَّى يَجْلِسَ عِنْدَ رَأسِهِ فَيَقُولُ : أيَّتُهَا النَّفْسُ الطَّيِّبَةُ ! اُخْرُجِي إلَى مَغْفِرَةٍ مِنَ اللهِ وَرِضْوَانٍ ، قَالَ فَتَخْرُجُ نَفْسُهُ فَتَسِيلُ كَمَا تَسِيلُ القَطْرَةُ مِنْ فَمِ السَّقَاءِ فَيَأْخُذُهَا فَإذَا أخَذَهَا لَمْ يَدَعْهَا فِي يَدِهِ طَرْفَةَ عَيْنٍ حَتَّى يَأخُذَهَا فَيَجْعَلُهَا فِي ذَلِكَ الكَفَنِ وَفِي ذَلِكَ الحَنُوطِ وَتَخْرُجُ مِنْهَا كَأطْيَبِ نَفْحَةِ رِيْحِ مِسْكٍ وُجِدَتْ عَلَى ظَهْرِ الأرْضِ
“Seorang hamba mukmin, jika telah berpisah dengan dunia, menyongsong akhirat, maka malaikat akan mendatanginya dari langit, dengan wajah yang putih. Rona muka mereka layaknya sinar matahari. Mereka membawa kafan dari syurga, serta hanuth (wewangian) dari syurga. Mereka duduk di sampingnya sejauh mata memandang. Lalu malaikat maut hadir dan duduk di dekat kepalanya sembari berkata: “Wahai jiwa yang baik –dalam riwayat- jiwa yang tenang keluarlah menuju ampunan Allah dan keridhaannya”. Ruhnya keluar bagaikan aliran cucuran air dari mulut kantong kulit. Setelah keluar ruhnya, maka setiap malaikat maut mengambilnya. Jika telah diambil, para malaikat lainnya tidak membiarkannya di tangannya (malaikat maut) sejenak saja, untuk mereka ambil dan diletakkan di kafan dan hanuth tadi. Dari rohnya tercium semerbak aroma misk terwangi yang ada di bumi……….” [HR. Baihaqi dan Ahmad dalam hadits yang panjang]
Sedangkan orang kafir, maka ruhnya akan keluar dengan susah payah, ia tersiksa dengannya. Nabi menceritakan kondisi sakaratul maut orang kafir atau orang yang jahat dengan sabdanya:
أمَّا الْعَبْدُ الكَافِرُ إذَا كَانَ فِي انْقِطَاعٍ مِنَ الدُّنْيَا وَإِقْبَالٍ مِنَ الآخِرَةِ نَزَلَ إلَيهِ مِنَ السَّمَاءِ مَلاَئِكَةٌ سُوْدُ الوُجُوهِ مَعَهُمُ المَسُوحُ حَتَّى يَجْلِسُوا مِنْهُ مَدَّ البَصَرِ ثُمَّ يَأْتِيهِ مَلَكُ المَوْتِ فَيَجْلِسُ عِنْدَ رَأْسِهِ فَيَقُولُ أَيَّتُهَا النَّفْسُ الخَبِيثَةُ اخْرُجِي إِلَى سُخْطِ اللهِ وَغَضَبِهِ قَالَ : فَتَفَرَّقَ فِي جَسَدِهِ فَيَنْتَزِعُهَا وَمَعَهَا العَصَبُ وَالعُرُوقُ كَمَا يَنْتَزِعُ السُّفُودَ مِنَ الصُّوفِ المَبْلُولِ فَيَأْخُذُونَهَا فَيَجْعَلُونَهَا فِي تِلْكَ المَسُوحِ قَالَ : وَيَخْرُجُ مِنْهَا أنْتَنُ مِنَ جِيفَةٍ وُجِدَتْ عَلَى وَجْهِ الأرْضِ فَلاَ يَمُرُّونَ بِهَا عَلَى مَلأٍ مِنَ المَلائِكَةِ إلاَّ قَالُوا مَا هَذِهِ الرُّوحُ الخَبِيثَةُ ! فَيَقُولُونَ فُلاَنٌ بِنْ فُلاَنٌ بِأَقْبَحِ أسْمَائِهِ الَّتِي كَانَ يُسَمَّى بِهَا فِي الدُّنْيَا حَتَّى يَنْتَهِيَ بِهَا إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا فَيَسْتَفْتِحُ لَهُ فَلاَ يُفْتَحْ لَهُ ثُمَّ قَرَأَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه و سلم { لاَ تُفَتَّحُ لَهُمْ أبْوَابُ السَّمَاءِ } إلى آخر الآية .....
"Adapun hamba yang kafir -dalam riwayat lain ‘fajir’ (orang yang jahat)- apabila hendak menuju akhirat meninggalkan dunia maka akan turun malaikat dari langit. Sifat mereka kasar dan keras bermuka hitam. Mereka membawa pakaian yang kasar dari neraka, kemudian duduk di depannya sejauh mata memandang. Kemudian datanglah malaikat maut duduk di dekat kepalanya seraya berkata, "Wahai ruh yang buruk, keluarlah menuju kemungkaran dan kemarahan Allah Subhaanahu Wata'ala. Lalu ruh itu memancar dalam tubuh (tidak ingin keluar) sehingga malaikat mencabutnya dengan paksa dan kasar, sebagaimana besi yang banyak kaitnya lalu dipakai mencabut bulu domba yang dibasahi sehinga tercabut pula kulit dan uratnya, lalu diletakkan di kain kasar tersebut. Rohnya mengeluarkan aroma yang sangat busuk, lebih busuk dari bangkai yang paling busuk di dunia. Rohnya tidak melewati kumpulan malaikat melainkan mereka akan berkata: roh busuk apa ini?, ada di antara mereka berkata: ini adalah roh Fulan bin Fulan dengan nama yang paling jelek yang pernah disandangnya di dunia. Hingga ketika telah sampai ke langit dunia, mereka minta dibukakan pintu, tetapi tidak dibukakan, lalu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca ayat QS. Al A'raf: 40………" (HR. Baihaqi dan Ahmad dalam hadits yang panjang).
Al Quran juga telah menjelaskan bahwa para malaikat akan memberi kabar buruk kepada orang kafir dengan siksa. Allah berfirman:
{وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرَى عَلَى اللهِ كَذِبًا أَوْ قَالَ أُوْحِيَ إِلَيَّ وَلَمْ يُوحَ إِلَيْهِ شَيْءٌ وَمَن قَالَ سَأُنزِلُ مِثْلَ مَا أَنَزلَ اللهُ وَلَوْ تَرَى إِذِ الظَّالِمُونَ فِي غَمَرَاتِ الْمَوْتِ وَالْمَلآئِكَةُ بَاسِطُواْ أَيْدِيهِمْ أَخْرِجُواْ أَنفُسَكُمُ الْيَوْمَ تُجْزَوْنَ عَذَابَ الْهُونِ بِمَا كُنتُمْ تَقُولُونَ عَلَى اللهِ غَيْرَ الْحَقِّ وَكُنتُمْ عَنْ آيَاتِهِ تَسْتَكْبِرُونَ} (93) سورة الأنعام
Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang membuat kedustaan terhadap Allah atau yang berkata: "Telah diwahyukan kepada saya", padahal tidak ada diwahyukan sesuatupun kepadanya, dan orang yang berkata: "Saya akan menurunkan seperti apa yang diturunkan Allah." Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zalim berada dalam tekanan sakratul maut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil berkata): "Keluarkanlah nyawamu" Di hari ini kamu dibalas dengan siksa yang sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayatNya. [Al An'am: 93]
Maksudnya, para malaikat membentangkan tangan-tangannya untuk memukuli dan menyiksa sampai nyawa mereka keluar dari badan. Karena itu, para malaikat mengatakan: “Keluarkan nyawamu”. Pasalnya, orang kafir yang sudah datang ajalnya, malaikat akan memberi kabar buruk kepadanya yang berbentuk azab, siksa, belenggu, dan rantai, neraka jahim, air mendidih dan kemurkaan Ar Rahman (Allah). Maka nyawanya bercerai-berai dalam jasadnya, tidak mau taat dan enggan untuk keluar.
Saat detik-detik kematian datang, orang kafir minta dikembalikan agar bisa masuk Islam. Sedangkan orang yang jahat mohon dikembalikan ke dunia untuk bertaubat, dan beramal sholeh. Namun sudah tentu, permintaan mereka tidak akan terkabulkan. Allah berfirman:
{حَتَّى إِذَا جَاء أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ رَبِّ ارْجِعُونِ - لَعَلِّي أَعْمَلُ صَالِحًا فِيمَا تَرَكْتُ كَلاَّ إِنَّهَا كَلِمَةٌ هُوَ قَائِلُهَا وَمِن وَرَائِهِم بَرْزَخٌ إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ} (99-100) سورة المؤمنون
“(Demikianlah keadaan orang-orang kafir), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata: “Ya Rabbi kembalikan aku ke dunia. Agar aku berbuat amal sholeh terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada dinding sampai hari mereka dibangkitkan”. [Al Mukminun: 99-100]
Proses dicabutnya nyawa diawali ketika malaikat maut berada di bagian kepala dan akan mencabut nyawa dari bagian ubun-ubun, ditarik hingga keluar perlahan dari tubuh. Pada waktu itu dari bagian tumit ke bawah sudah tidak bernyawa lagi. Kemudian ditarik lagi dan ketika itu bagian lutut ke bawah juga sudah tidak bernyawa. Dan begitulah seterusnya, sampai nyawa di kerongkong dan ketika itulah pintu taubat ditutup (mengikut pendapat sebagian ulama).
Dan seseorang sudah dinyatakan meninggal dunia jika sudah mengalami beberapa tanda berikut ini:
1. Denyut jantung sudah berhenti total.
2. Sebelumnya, bagi yang meninggal secara normal, biasanya diawali dengan rasa dingin ujung jari-jari kaki, kemudian berangsur-angsur naik ke bagian atas anggota badan.
3. Biasanya dada mulai kedengaran bunyi sesak napas, lalu disusul dengan bunyi di tenggorokan.
4. Biasanya yang bersangkutan mengambil dan membuang napas dari mulut.
5. Kemudian perlahan-lahan pandangan matanya menengok ke atas. Umumnya orang yang akan meninggal matanya menengadah ke atas, seperti kata Rasulullah: “Sesungguhnya apabila roh seseorang dicabut, maka tatapan matanya akan menyertainya”.
Mari kita mengisi sisa usia kita dengan berbagai macam amal sholih sambil tetap berdoa semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala mempermudah proses dicabutnya nyawa kita sambil diiringi dengan kata-kata: "Wahai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya."
Wallahu a'lam bish shawab............
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar